“Sakkiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…Ttttt!.........”
Lumpuh jjiwaku! dan rasanya ingin kubanting semua tentangnya.
Kenangan-kenangan manis yang pernah tercipta dan semua cerita denganya.
Aku sungguh tak percaya ini semua bakal terjadi sama aku yang setia ini.
Serius mencintainya apa adanya. Dan bahkan rencanaku diasaat dia lulus
kuliah aku akan segera menikahinya. Dengan harapan, aku sudah sekses di
usahaku.
Hubunganu denganya memang dihantam sebelah pihak. Terutama keluargaku.Ya
keluargaku tak pernah setuju aku menjalin kassih denganya. Tapi apapun
itu,aku punya pilihan dan aku tetap mencintainya apaun tantanganya.
Walau harus dilarang orang tua atau yang lainya. Aku tetap perjuangankan
cintaku padanya. Karena aku sadar, cinta sejati memang banyak
rintanganya. Tergantung kitanya kuat atau tidak menghadapi rintangan
itu,kalau kita kuat berarti kita akan mendapatkan kebahagiaan yang
sangat besar nantinya dan itu anugrah terbesar,pastinya. Seperti yang
tertulis dalam buku A.N Ubaedy :
“kebahagaiaan yang diartikan sebagai anugrah tuhan setelah mengarungi
kesulitan. Bahagianya orang menikah bukan pada saat menikah atau
pacaran.Tetapi setelah berhasil mengarungi kesulitan berdua sehingga
mendapatkan apa yang diinginkan.”
Aku selalu ingat dengan kalimat itu, kalau ku balutkan dengan hubungan
percintaanku denganya. Aku memehimi betul apa yang terisarat dari
kalimat itu. Cintaku denganya memang dipenuhi ombak dan goncangan badai
yang selalu siap merobohkan kekokohan cintaku denganya. Dan hari ini
memang terbukti,ia memutuskan keseriusanku dengan entengnya ia berkata.
“Sudahlah kita berteman saja.”
Mendengar itu dadaku terasa sesak, menyempit.
“Apa? Kamu bercanda kan?” aku yakinkan ini hanya gurau.
“Aku serius!” jawabnya enteng tanpa senyum yang biasa aku terima bila dekat denganya.
“kenapa? Kamu masih mencintai Jamil mantanmu itu? Yang kaya raya ganteng dan lebih segalanya dari aku.” Hardikku kesal.
Dia menatapku. Dan tatapanya tajam seperti membelah semua isi kepalaku.
“Tidak! Aku sudah gak bisa meneruskan hubungan ini.”
“Sayang…aku yakin, kamu bercanda kan?” tanyaku masih gak percaya.
“Tidak…”
“Ayolah sayang,aku yakin kamu bercanda! Kita kan mau nikah. Jangan bikin aku gak tenang. Aku tau kamu pasti mau ngerjain aku!”
“Aku serius!” bentaknya.
Jantungku berhenti berdetak. Dan urat nadiku rasanya mau putus. Mulutku
diam membisu tak ada satu katapun yang terlontar. Ku genggam tanganya
dengan mata yang berbinar.
“Aku tidak percaya.Sayang katakana sekali lagi.ini bercanda kan?” lirihku lembut.
Dia menatapku. Dan tatapanya memang serius.
“Sudah kamu pulang!” Usirnya sambil berlalu kekamarnya.
Aku berusaha mengejarnya,tapi sudah telat.Pintu kamarnya sudah terkunci
rapat. Aku berusaha menggedor pintunya,tapi tetap ia tak mau keluar. Dan
kudengar isak tangis dari kamarnya. Aku menunggu di depan pintu
kamarnya dengan harapan ia keluar. Tapi jam malam makin berdetik
kencang. Wanita yang ku puja itu tidak keluar. Aku berlalu meninggalkan
rumahnya.
Malam semakin pekat. Dan kusaksikan awan kelam tanpa bintang yang
biasanya temani keindahan. Dirasakan angin malam yang berhembus
menggigit kulitku.Menusuk tulang sum-sumku dan mencabik-cabik semuanya.
Aku tak bisa tidur! Fikiranku bimbang risau dan segalanya.
Pagi ini tak kudapat sms manis darinya atau telpon yang indah. Aku awali dengan sms dia.
“pgi syang…bangun!”
Beberapa menit kemudian,tak ada balasan darinya. Aku langsung telpon dia.
Tut…tut….tut…
Ternyata tak diangkat. Aku mengulanginya lagi
Tu…tu…tut…
Tut…tut…tut…
Tut…tut…tut…
Tut…tut….nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
Terdengar jelas ia mematikan panggilanku. Aku kesal dan memaki diri.
Ingin rasanya kulempar hp ini dengan keras hingga hancur berantakan
seperti hatiku berhamburan.
Siangnya tak ada juga sms dari dia yang biasanya aku santap tiap hari. Aku mengulang lagi seperti yang kulakukan pagi tadi.
“Siang syang…dah mkan?”
Beberapa menit kemudian,tak juga ada balasan. Tanganku geregetan untuk menelpon dia.
Tut…tut…tut…..
Tut…tut…tut….
Tut…tut…tut…..
Tut…tut…tutt…
Tut…tut…tut….
Tut..tut…tut…nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
Aku memaki kesal lagi. Dan lagi-lagi ingin kubangting hp ini berhamburan seperti jiwaku.
Aku jalani hari ini dengan perasaan perasaan bimbang hingga sore dan
malam aku lakukan hal-hal serupa yang tadi pagi aku lakukan sms dia,tlp
dia dan hasilnya sakit htiku.
Beberapa hari berselang,ternyata hidupku dihantui kembimbangan yang
tidak jelas. Makan rasanya batu minum rasanya duri. Semu gak ada yang
nikmat. Yang aku lihat warna-warna semuanya hitam dan putih gak jelas
semuanya.
Aku telpon ibunya, Dan dengan panjang lebar kuceritakan kesriusanku. Ia hanya tersenyum dan berkata sabar…sabar…sabar…..
“Bu…aku gak ngerti apa salahku?” tanyaku aneh di telpon.
“Ya mungkin bosan a singgih sering kerumah,jadi saran ibu jangan dulu
kerumah untuk beberapa minggu ibu yakin upi pasti akan baik lagi.”
Jawabnya tegas di sebrang sana.
Mendengar itu aku tersentak.Ya ini salahku…ini salahku.Kenapa aku
sering-sering ketemu dia mungkin juga ia jenuh dan bosan liat mukaku
yang pas-pasan ini. Atau memang dia mau balikan lagi dengan mantanya?
Kalau memang itu benar apa yang dilagukan AFGAN memang benar Sadis nian.
“Oh ya bu..saya akan ikuti kata ibu agar upi tetap sayang sama saya dan
tidak menceraikan saya pokoknya dua minggu ini saya gak akan menemui
dia.”
“Ya pokoknya buktikan saja.” Jawabnya dengan tawa
Ya tuhan apakah aku sanggup tidak ketemau dia selama dua minggu
kedepan.? Padahal gak ketemu satu hari saja rasanya dunia gak
berputar.(lebay) Dan ini kesempatanku untuk bisa ketemu dia
terus.Pasalnya selama ini dia tinggal di lain kota dengan kawan-kawanya
sibuk dengan kulihanya. Dan aku bisa ketetemu dua minggu dua hari. Dan
bulan ini dia libur smester selama satu bulan. Dan aku bahagia bisa
ketemu dai terus. Tapi hari pertamaku yang dianggap bakal bahagia
ternyata menggoreskan luka.
Malam ini adalah malam minggu,dimana malam yang dikatakan panjang.Karena
biasanya malam minggu banyak golongan muda menikmati malam dengan
kumupl-kumpul dengan temanya bergadang atau yang lainya.Dan yang lebih
dominan lagi,malam ini adalah malam yang paling dinanti oleh kaula muda
Indonesia. Bagi yang punya pacar mereka ngapel atau ngdet bareng
keliling kota atau kerumahnya atau bahkan ke tempat-tempat gelap.(ih
ngeri). Dan malam yang indah ini buatku resah dan gelisah. Ingat sang
kekasih yang teryata lagi marah. Aku harus sabar dan tepati janjiku pada
ibunya.Bahwa aku harus tidak ketemu dia dalam dua minggu kedepan. Tapi
anehnya gejolak rindu dan kebimbangan ini semakin membara dijiwaku.
Dengan nekat aku datangi dia kerumahnya dengan tujuan mempertanyakan hal
yang pernah ia katakana beberapa hari yang lalu. Aku gak peduli apapun
yang terjadi.Mau di usir atau dimaki oleh dia,atau keluarganya.Aku sudah
siap semuanya apapun yang akan terjadi pokoknya aku harus jelas maslah
hubungan percintaanku denganya.
Aku temui dia di rumah saudaranya dan ternyata disana rame banyak
keluarganya kumpul. Aku menunggunya di depan rumah saudaranya. Dan
berapa lama ia tak keluar juga. Lalu kulihat ibunya berjalan mendekatku
ia hanya tersenyum sinis dan hanya ada safa sedikit.setelah itu berlalu
tak peduli melihatku. Aku ngerti mungkin ia kesal melihat kelakuanku
yang gila ini.
Aku ingkar janji pada ibunya. Biarlah apaun yang terjadi aku harus siap!
Di kata orang gila ataupun apa sama keluarganya aku tetap berusaha.
Lama waktu berselang akhirnya bidadariku muncul juga dari peradabanya.(he..he sorry) Dengan wajah jutek ia mendekatiku.
“Ngapain kamu kesini?” Tanyanya sinis
“Sayang aku Cuma mau jelas maslah kemarin.”
“Kamu bego atau dongo..udah jelas gak perlu ada yang diomongin lagi.Kita putus ok!”
Aku genggam tangan lembutnya.
“Sayang…flease kamu kenapa? Mendadak seperti itu?”
“Sudah cepat kamu pulang.”
Aku coba tatap matanya dengan jurus cinta seperti di film korea.
“Baiklah aku tahu aku brengsek! Aku anak kecil,Miskin ,jelek tidak punya
mas depan yang jelas. Aku sudah curiga dari perubahanmu tingga minggu
ini. Kamu selalu smsan terus entanh dengan siapa aku tidak pernah tau!
Sering ada telpon masuk aku tidak pernah tau! Sipatmu menymbutku jelas
berubah. Gak ada pelukan hangat yang romantis. Aku sudah merasakan ada
yang lain dihatimu. Aku akan terima keputusanmu. Tapi asal kamu tahu aku
serius sama kamu!” jelasku dengan wajah menghawatirkan.Layaknya seorang
pengemis yang berharap ada uluran tangan dari dermawan.
“Sudah sekarang kamu pergi kita memang bukan jodoh!” jelasnya sadis
“Entengnya kamu ngomong begitu,apa kamu gak berfikir melupakanmu itu sulit.”
“Sudah cukup perg kmu ari sini!” usirnya keras dan berlalu pergi
meninggalkanku.Ia berjalan menghimpiri ibunya yang sedang kumpul dengan
dua tetangganya.
Aku terdiam membisu. Dan angin malam menampar-nampar wajahku
membangunkan kesemangatanku untuk terus mengejarnya. Tak cukup sampai
disitu perjuanganku kulanjutkan mengejar dia yang berkerumun diantara
ibu dan kedua tetangganya. Ini mungkin hal tergila yang pernah aku
lakukan. Otaku sudah saraf gak punya malu gak sopan atau yang lainya.
Pokoknya ini perjuangan….ini perjuangan!.
“Ngapain kamu kesini lagi?” tanyanya jutek
Mereka menatapku.Dan dari tatapan mereka aku melihat pengucilan terhadap diriku.
“Sayang…kita bisa bicarakan ini baik-baik.” Rayuku mengemis
“Apa lagi!? Kamu tuli? Sudah jelas aku gak mau lagi! Sekarang kamu pergi!” usirnya semaikin sadis.
Aku tatap matanya dan dengan perlahan ku genggam tanganya yang lembut namun mulai kasar menghardik tanganku.
“Sudah lah singgih…kamu jangan kaya gitu.” Sambung ibunya mengikuti.
“Saya perlu kejelasan bu.”
“Kejelasan apa lagi? Sudah jelas.” Katanya meninggalkan kami dan di ikuti keua tetangganya.
Aku meraskan kejadian ini cemoohan batinku.
“ Ayo Upi kamu pulang kerumah!” tambah ibunya yang sudah mulai berubah.
Wanita manis itu berontak. Aku usahakan dengan sekuat tenangga untuk
menahanya agar tak meninggalkanku. Ia semakin berontak mendorongku
berlari dan berteriak. Ia ketakutan masuk kerumah tetangga dan
pengejaranku di halangi ibunya dan kedua tetangganya.
Aku tak berdaya tak bisa berbuat apa-apa cintaku berlalu dan membuatku gila. Aku bergetar seperti orang kesurupan tak tahu malu.
Ku genggam tangan ibunya itu lalu kusudjudkan di saksikan kedua
tetangganya dengan lantang dan isak tangis ku unggkap kan semua yang ada
saat itu di hatiku.
“Ibu maapkan saya selama ini saya mengganggu ketenangan Upi dan
keluargga ibu,saya telah bikin malu keluargga ibu.Dan perlu ibu ketahui
saya hanya memperjuangkan kesseriusan cinta saya pada anak ibu. Tapi
nampaknya sampai disini hubunganku denganya. Semoga anak ibu dapat yang
jauh lebih baik dari pada saya yang serba kekurangan. Biarlah usaha saya
selama ini hanya jadi tertawaan anak ibu karena selamanya mungkin saya
tak akan pernah bisa buktukan dan bahagiakan anak ibu..sekali lagi
terima kasih dan saya akan berusaha melupakan semuanya.” Jelasku panjang
dan isak tangis yang rasanya berat tersendat-sendat. Aku benar-benar
tak menyangka wanita yang akan kupinang dan kuperjuangkan mati-matian
ternyata hanya mempermainkan aku. Sakit jiwaku kutancap gasa sekencang
mungkin dan kutendang seisi rumah. Lampu kamar kumatikan dan aku
terpojok dikegelapan seperti tak berdaya dengan tangis yang semaikn
sesak. Dalam kegelapan rasanya aku semakin kerdil tak ingin ada harapan
lagi untuk denganya.Jantungku berdaetak tak karuan kepalaku berat
rasanya seerti dhinggapi beban satu ton. Tubuhku menggigil takkaruan
ingin rasanya mati bunh diri.Tapi aku masih sadar perihnya cinta ini
hanya sementara.Lama sampai larut malam kegelisahanku seakin tak
terkalahkan rasa sakit ini memang parah. Goresaya terus membuat luka
dihatiku mengalir. Aku sudah tak berani lagi beranjak tubuhku lemas.
Beruntung hpku berbunyi ternyata kawanku Yogi dari Kalimantan menlponku
dia merasakan apa yang aku rasakan. Dia tahu saat ini posisiku dia
memberiku semangat untuk kuat dan secepatnya melupakan wanita itu. Tapi
aku sunggu tak bisa melupakaya.
Hari demi hari, aku masih terpuruk dengan kejadian itu. Kejadian yang
sampai saat ini belum bisa aku terima dengan sepenuh hati. Sekali lagi
aku tak percaya! Tapi inilah cinta, dalam hitungan detik biasa datang
dan hilang. Setiap Malam sebelum aku tidur senyumnya selalu membayangiku
dan membuat aku menangis. (cengeng) Pagi setelah aku bangun tidur
ternyata senyum pembawa luka itu membuatku lemas dan menangis lagi.
Rasanya aku benar-benar kehilangan separuh jiwaku. Ya tuhan sampai kapan
aku seperti ini? Aku tidak tahu….
aku tidak tahu…..sampai Semuanya berlalu dengan waktu yang berjalan.
Bidadarikku terimakasih kau telah goreskan luka di hatiku dan ini semua
adalah api yang berkobar untuk kekuatan jiwaku.
Malam ini aku sendiri ditemani sepi, dan sebatang keretek menenagkanku.
Lalu terdengar alunan klasik dari Keny G Forever in love melantun
lembut di kehenigan malam. Seberkas fikiranku tenang dan lirih terucap
dariku.
“Semoga kau bahagia….dan suatu hari, kau pasti merindukanku……”