“Firan sendiri yang minta, ya gue kabulin.” Jawab Windi.Sahabatku satu itu memang gila. Setelah kemaren aku dibuat bingung oleh sesosok penelfon misterius, dan ternyata dia adalah mantan Windi yang ternyata aku kenal. Dan kagetnya, dia sengaja meminta nomor handphoneku pada Windi. Setelah mengungkapkan identitas sebenarnya, Firan malah lebih sering lagi menghubungiku.
“Key, kapan bisa jalan sama loe.”
“kapan-kapan deh.”jawabkuSebenarnya aku merasa gak nyaman sama Windi, tapi perhatian Firan membuatku luluh. Hingga suatu saat.
“key, gue sayang sama loe. Loe mau jadi cewek gue?” ucapan Firan mengagetkanku.
“Firan..loe mantan sahabat gue, gue gak mungkin jadian sama mantan sahabat gue sendiri. Gue takut dia tersakiti.”“udahlah Key, Windi gak papa kok. Dia ikhlasin gue, gue tuh cuma temenan aja sama dia sekarang.”Tiba-tiba panggilan telepon pun tertahan,dan tiba-tiba ada suara Windi.
“udahlah Key,santai aja. Kita udah gak ada apa-apa,lagian gue gak mungkin ngabulin permintaan dia buat minta comblangin sama loe kalau gue masih sayang sama dia.” Ucap Windi.
“tapi Win…”“udah denger sendiri kan,,Windi aja gak pa-pa.” Firan memotong kalimatku dan Windi pun mematikan teleponnya.“jadi gimana?” Tanya Firan lagi.“sebenernya sih gue juga sayang sama loe…Cuma..”“makasih ya Key,gue seneng banget. Jadi lo mau jadi pacar gue.” Lagi-lagi Firan memotong kalimatku. Aku hanya bisa menganggukkan kepala.“iya Fir..”jawabku kemudian.
***
Gak terasa udah seminggu aku jadian sama Firan. Memang indah,karena perhatian Firan mampu melunakkan hatiku. Namun lama kelamaan aku semakin merasa bersalah dengan Windi. Hingga suatu hari Firan terkejut dengan ucapanku.“Fir..kayaknya hubungan kita udah gak bisa dilanjutin lagi deh. Aku terus merasa bersalah sama Windi,aku tahu perasaan dia gimana ngeliat kita jalan berdua. Walaupun dia gak bilang, tapi aku tahu Fir..” ucapku.
“Key,Windi gak kayak gitu. Dia ikut seneng kok ngeliat kita. Lagian gak ada apa-apa juga kan, gak ada yang berubah kan dari sikap Windi sejak kita jadian.”“iya Fir..tapi aku tahu perasaan dia sebenarnya. Lebih baik kita temenan aja dulu ya.” Aku tetap nekad pengen putus sama dia. Sesaat dia terdiam.
“hmm…ya udah deh kalau memang itu mau kamu. Tapi kita tetep temenan kan,gak pa-pa kan kalo aku tetep sayang sama kamu.” Ucap Firan kemudian.Aku hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Firan.Suatu hari Windi mendekatiku, ternyata dia heran melihat aku dan Firan sudah jarang kelihatan berdua.
“Key..mana Firan. Gue gak pernah lagi liat dia sama loe jalan.”“mmm…gue udah gak sama Firan lagi Win. Gue gak enak sama loe,gimana perasaan loe liat kita jalan, loe kan mantannya dia.” Jawabku jujur.
“ya ampun Key…gak gitu juga kali. Gue nyantai aja,gue gak ada rasa apa-apa lagi sama dia. Ngapain sih loe mutusin dia,,gue ikut seneng liat dia sama loe jadian. Gue tahu loe baik buat dia.” Jelas Windi. Aku hanya bisa terdiam dan mengangkat bahu.“ya gimana lagi,, udah putus juga,udah kejadian.”lanjutku kemudian.“gue yakin bentar lagi dia bakal minta loe buat balikan lagi sama dia. Gue tahu Firan gimana.”
Sepulang sekolah, tanpa ganti baju lagi aku langsung merebahkan diri di kasur empukku. Saat baru akan memejamkan mata, dering handphone mengejutkanku dan tertera nama Firan di sana.
“iya Fir..kenapa?”tanyaku“kamu lagi ngapain Key? Udah makan belom? Aku ganggu gak?” Tanya Firan bertubi-tubi.“gak lagi ngapa-ngapain. Gak kok gak ganggu.” Jawabku seadanya.“gimana kabar kamu, baik-baik aja kan?” Tanya Firan lagi“baik kok..kamu?”“baik juga. Ya udah ya Key,baik-baik ya. Aku cuma pengen denger suara kamu aja kok.” Ucap Firan kemudian dan dia langsung mematikan telepon. Mendengar ucapan terakhirnya, aku terdiam.***
Setelah hampir 1 bulan aku putus dengan Firan, muncul seorang yang ingin jadi pengganti Firan. Namun sama dengan Firan dulu, aku belum kenal lama dengan Gion. Tapi untuk sekedar melupakan Firan bolehlah pikirku. Akhirnya setelah aku pikir-pikir,aku juga menerima Gion. Gak kerasa hubunganku dengan Gion bertahan lama hingga hampir 6 bulan, namun semakin lama aku semakin merasakan bahwa sifat Gion mulai berubah. Dia emosian dan mulai posesif serta temperamental. Aku mulai mencoba untuk lepas dari dia, namun ancaman-ancamannya terus membuatku takut. Hingga hampir satu bulan aku bertahan dalam keadaan penuh tekanan, hingga akhirnya tiba-tiba sosok Firan datang lagi.
“hai Key, gimana kabar loe. Kok kelihatannya loe sakit yah? Pucat banget wajah loe” ujar Firan saat bertemu di sebuah kafe. Memang sejak bermasalah dengan gion, aku mulai berubah. Karena penuh tekanan, aku sering memikirkan masalah itu sehingga kesehatanku menurun. Aku hanya memendamnya sendiri karena aku takut menceritakannya kepada orangtuaku.
“hmm..gak pa-pa kok. Loe ngapain disini?” tanyaku mencoba menghindar dari pertanyaan Firan.“gak usah bohong Key, gue tahu dari mata loe. Cerita sama gue, gue bakal bantu loe.” Ucap Firan terdengar khawatir.Akhirnya setelah diyakinkan oleh Firan, aku pun menceritakan semua yang aku alami dengan Gion hingga tanpa sadar aku meneteskan airmata di hadapan Firan.“hmm..maaf ya Fir, gue jadi cengeng kayak gini.”
“udahlah Key, keluarin aja semua kekesalan loe. Gue akan dengerin loe kok, tenang aja yah. Gue pasti ada buat loe.” Firan merebahkan kepalaku di bahunya. Saat itulah aku merasa tenang dan damai ketika berada di samping Firan.“Fir…maafin gue yah dulu gue mutusin loe tiba-tiba. Tanpa alasan yang jelas pula.” Aku tiba-tiba membahas masa-masa yang bagiku itu adalah hal bodoh yang telah kulakukan.
“ya udahlah Key,,udah terjadi juga. Sekarang juga kalo loe mau, gue pengen ngajak loe balikan lagi.” Ucap Firan yang serta merta mengagetkanku.“Fir..loe serius. Loe kan tau gue masih sama Gion.”
“iya Key, gue tau. Tapi gue juga tau kalo hati loe tuh gak sama Gion. Kita bisa kok backstreet dari dia, gue bakal nyimpan rahasia ini Cuma untuk kita berdua.” Jawab Firan meyakinkanku.
“loe yakin Firan..gue belum bisa lepas dari dia. Loe yakin semuanya akan baik-baik aja?”“gue yakin semuanya akan baik-baik aja. Gue akan tanggungjawab kalo ada apa-apa.”“iya Fir…gue mau. Makasih ya Fir, loe janji akan nyimpan rahasia ini baik-baik. Gue juga akan usahain untuk secepatnya lepas dari Gion.” Yakinku.“gue janji buat loe.” Ucap Firan sambil mencium keningku.
***
Udah 2 minggu aku backstreet sama Firan dari Gion. Aku kadang merasa bersalah sama Firan, gimana bisa aku mengiyakan permintaanya untuk jadi yang kedua. Sementara aku tahu, itu pasti akan menyakitkan. Suatu hari aku mendengar sebuah gosip tentang Firan.
“Key, mantan loe si Firan tuh kemaren jalan sama Mita. Mereka jadian yah? Bukannya Mita pacarnya Dio.” Tanya kak Vina, sepupuku.
“emangnya kenapa kak? Kamu kenal sama Dio n Mita?” jawabku sedikit kaget mendengar pertanyaan itu. Jelas saja, itu menyangkut Firan.“kenal lah, Dio kan sepupunya Riko. Makanya kakak Tanya sama kamu.”Aku baru ingat kalau Riko, pacarnya kak Vina sepupuan sama Dio dan rumahnya pun deketan.
“oh iya kak. Trus kenapa kak? Kakak mau aku nanya sama Firan. Ih gak banget lah kak, nanti dia mikir aku pengen balikan sama dia, sibuk ngurusin dia.” Jawabku.“iya ya. Ya udah deh,gak usah diurusin ,biar Dio tahu sendiri aja.” Jawab kak Vina kemudian.
Padahal sebenarnya aku juga pasti akan bertanya sama Firan, secara Firan pacarku. Walaupun jadi yang kedua, tapi bagiku Firan tetep nomor satu. Dan mendengar dia jalan sama cewek lain, sontak aku merasa kaget.
“Fir,loe kemaren jalan sama siapa?” aku mencoba buat tidak langsung menayakan tentang Mita.“aku kemaren gak jalan kok Key, aku dirumah aja.” Jawab Firan.“beneran?”“iya Key, beneran.” Yakin Firan.
“oh, kayaknya Firan mulai nyoba boong sama gue. Apa maksudnya? Apa dia udah bosen sama hubungan ini. Tapi kenapa harus dengan cara kayak gini? Kalo udah gak kuat, kenapa gak bilang aja? Lagian kemaren gue juga gak minta, kan dia sendiri yang minta dijadiin yang kedua, lagian walaupun yang kedua, dia gak harus bebas jalan sama cewek lain juga dong.” Batinku yang merasa kesal telah dibohongi Firan.
“Key..kenapa diem?” Tanya Firan.“oh nggak, cuma pengen tahu aja. Oh iya Fir, gue cuma mau bilang. Kalo loe udah gak tahan dengan hubungan kita ini, kita cukup disini aja. Gue juga gak mau loe terus-terusan berada di posisi kayak gini. Loe bisa bebas juga kan mau jalan sama cewek lain, mau nyari cewek lain tanpa ada yang ngalangin.” Ucapku seketika.
“loh kok? Gue seneng kok di posisi kayak gini, gue nikmatin.”“udahlah Fir, jangan boong. Kemaren loe jalan sama Mita kan. Kalo loe udah jenuh sama hubungan ini, loe bisa bilang sama gue, bukan dengan cara kayak gini. Gue tahu loe yang kedua buat gue, tapi bukan berarti loe bisa bebas jalan sama cewek lain.” Sergahku.
“oh..jadi karena itu loe marah sama gue? Iya gue akuin kemaren gue jalan sama Mita, tapi…”“udahlah gak ada tapi-tapian. Sekarang gue bebasin loe buat jalan sama cewek lain. Udah cukup loe jadi yang kedua buat gue. Selamat bersenang-senang ya. Maafin gue udah jahat sama loe.” Aku memotong kalimat Firan dan langsung mematikan panggilan. Beberapa kali Firan mencoba menelpon balik, tapi tidak kuhiraukan.***2 hari lagi ultahku yang ke-17 dan aku berniat untuk merayakannya. Namun hingga ultahku kali ini, sudah sekitar 1 bulan masalahku dengan Gion tak kunjung usai. Firan yang selalu membuatku tenang, juga telah hilang.Saat malam pesta ultahku, yang datang pertama kali adalah Gion dan dia langsung terus berada di sampingku dan ikut menyalami teman-temanku yang datang.“ih..ngapain sih nih Gion disini terus.Ya Allah..aku mohon jauhkanlah Gion dari kehidupanku untuk selama-lamanya. Gue gak mau kenal dia lagi.” Gumamku dalam hati.
“kak, risih nih sama Gion. Maunya sampingku melulu.oh iya, kak Riko mana?” Aku curhat sama kak Vina,satu-satunya orang yang tahu masalahku dengan Gion.“kamu pindah aja, jangan ditanggepin,anggap aja dia gak ada kalau dia terus deketin kamu. Kak Riko bentar lagi dateng kok, dia lagi nunggu mobilnya yang dipake Dio buat jalansama Mita.”
“loh masih sama Mita? Kan kemaren kakak bilang Mita jalan sama Firan.”“iya sih, ternyata Firan sama Mita itu cuma temen deket. Mereka udah lama temenan dan memang sering jalan berdua,kemaren juga Mita minta Firan buat nemenin dia ke took buku soalnya Dio lagi ada kegiatan. Dio juga kenal kok sama Firan.” Jelas kak Vina. Aku kaget dan terdiam mendengarnya, kemaren aku udah curiga sama Firan bahkan langsung mutusin dia. Dia gak sempat ngejelasin soalnya aku udah motong kalimatnya duluan. Aku pun merasa menyesal karena selama ini Firanlah yang selalu nenangin aku.
Satu persatu teman-temanku datang, dan pada saat acara tiup lilin akan dmulai. Teman-temanku yang berada di depan terdengar riuh, sempat terdengar teman perempuanku menjerit. Kamipun mencoba melihat apa yang terjadi. Hampir semua teman-temanku ikut berlarian ke depan rumahku. Saat aku berlari, aku melihat sebuah kendaraan terbaring di depan pagar rumahku dan aku tercengang melihatnya. Itu adalah motor Firan.“Firan..itu motor Firan. Aku yakin itu. Tapi kenapa Firan disini? Dari tadi aku juga gak ngeliat Firan, dan aku juga gak pernah ngasih tahu dia kalo aku ngerayain pesta.” Au mencoba menerka-nerka.
“Key..Firan.” kak Vina langsung menghampiriku dan menarik tanganku kearah temen-temenku yang sedang mengerumuni sesuatu. Saat melihat apa yang ada di tengah-tengah mereka, seseorang yang terbujur kaku dengan kepala bersimbah darah. Aku terduduk di hadapannya dan sontak aku menjerit sambil meneteskan airmata.
“Firan………bangun Firan. Kenapa bisa kayak gini. Bangun Firan..” aku menjerit memanggil nama Firan. Namun Firan tetap terbaring lemah, beberapa detik kemudian mata Firan perlahan terbuka, dia tersenyum dan dengan bersusah payah dia mencoba meraih pipiku. Aku meraih tangannya dan melekatkannya ke pipiku. Setelah itu dia kembali memejamkan mata dan perlahan tangannya terlepas dari genggamanku.“Firan……………..”aku menangis dan langsung memeluk firan. Tak kuhiraukan gaun pestaku telah dipenuhi oleh darah. Gion mendekatiku dan menarikku. Tak kuhiraukan panggilannya, aku malah menepis tangannya dari pundakku. Kemudian kak Vina mendekatiku.“Key, tadi kakak nemuin ini di dekat tubuh Firan.” Kak Vina memberikan sebuah kotak mungil yang lucu.“dengan meneteskan airmata, perlahan aku membuka kado tersebut. Isinya adalah sebuah kalung bertuliskan my angel dan sebuah kartu kecil.” Aku membaca tulisan di kartu tersebut.“Keyla my angel,happy birthday ya. walaupun kisah kita begitu singkat,tapi semuanya begitu indah. Makasih ya udah jadi my angel. Aku akan selalu sayang kamu.”Setelah membaca tulisan itu, aku kembali menangis histeris memanggil nama Firan. Ternyata Firan ingin memberikan kado untukku. Aku menyesal karena beberapa hari yang lalu, aku marah-marah sama Firan dan bahkan sampai mutusin dia karena kecurigaanku yang ternyata salah. Ternyata Firan masih ingat dengan ultahku, dan dia memberikan sesuatu untukku, namun sekarang penyesalanku terlambat. Firan telah pergi dan aku hanya bisa mengungkapkan penyesalan itu pada pusaranya nanti. Tak lama ambulan datang membawa jasad Firan. Gion pun kembali mendekatiku dan mencoba menenangkanku.“udahlah Key, Firan udah gak ada, gak usah ditangisin.” Ucap Gion.“diem kamu. Ini semua gara-gara kamu. Aku tuh gak pernah ngarepin kamu ada di pestaku malem ini, udah cukup kamu bikin hidupku tersiksa, penuh tekanan. Bukan hanya sakit hati, tapi sakit jiwa raga. Kamu tuh manusia gak punya hati, aku nyesel kenal sama kamu. Pergi kamu dari hidup aku, sebelum aku berbuat nekad. Silahkan kamu bertobat sebelum kamu nyusul Firan dan kamu bakal tersiksa lebih dari rasa sakit aku yang udah kamu bikin tersiksa. Gue benci loe, jangan pernah anggap gue ada. Gue gak pernah dan gak akan pernah mau lagi denger nama loe dan liat wajah loe dhadapan gue.” Aku memaki-maki Gion di hadapan teman-temanku. Malam itu semua kekesalan yang ku pendam selama ini seketika ku keluarkan.“Keyla…” Gion mencoba memegang tanganku dan aku langsung menepisnya.“pergi…..gue gak butuh loe. Loe cuma bikin hidup gue hancur.” Aku menunduk, enggan menatap wajah Gion. Gion terdiam di hadapanku.“gue bilang pergi, jangan harepin gue lagi buat kenal sama orang gk punya hati kayak loe. Dosa terbesar gue kenal sama loe. Loe tau itu?” makiku sambil terus menunduk. Aku pergi meninggalkan Gion dan teman-temanku. Gion kembali menarik tanganku.
“jangan coba sentuh gue.” Aku menepis tangan Gion dan berlalu pergi tanpa menghiraukan tatapan heran teman-temanku yang penuh tanda tanya karena makian-makian yang kulontarkan tadi. Aku menarik tangan kak Vina dan memintanya untuk membawaku ke rumah sakit dimana Firan dibawa. Dari kejauhan tak lama kulihat Gion juga berlalu pergi.
“Firan…maafin gue. Maafin sikap gue ke loe, gue udah berpikiran buruk sama loe. Gue nyesel sempet marah-marah sama loe dan bahkan mutusin loe. Disaat gue ingin memperbaikinya, loe udah pergi Fir. Walaupun loe pernah jadi yang kedua buat gue, tapi bagi gue loe tetep yang pertama dan terbaik untuk gue. Gue akan selalu jadi angel buat loe Fir. Semoga loe tenang yah disana, do ague akan selalu ada buat loe. Simpan cinta gue di tidur panjang loe ya. I love you.” Bisikku kemudian di telinga Firan saat aku telah berada di hadapan jasad Firan. Dihari ultahku ini, Firan memang telah pergi. Namun cintanya akan selalu hidup dihati aku, dan kado itu…adalah kado terakhir dan terindah dari Firan.
Matahari mulai memanas dan keringat mengucur di dahiku. Masih empat lagu yang belum kubawakan , tapi ku tak sanggup lagi tuk berdiri. Akhirnya kupaksakan raga ini tuk menghibur ribuan orang. Dan akhirnya acara ini pun selesai sudah.Sampai di rumah , aku langsung terkulai lemas menunggu saat ku menutup mata . Akhirnya ku tertidur . Kicauan burung membangunkanku di pagi itu . Kurasakan cacing perutku berdemo ingin di beri makanan .
Lalu ku berjalan selangkah demi selangkah menuju meja makan .
Betapa terkejutnya aku melihat meja makan yang penuh dengan makanan . “Siapa yang memasaknya ?” tanyaku dalam hati . Tiba-tiba muncul sosok wanita berrambut panjang berbaju putih muncul di balik pintu dapur . Dan ternyata adalah kekasihku .
Dia adalah Angel , wanita yang sangat kucintai . Penyabar , jujur , perhatian dan setia adalah sifatnya . Banyak lagu yang kuciptakan karena terinspirasi darinya . Dari bidadari yang hinggap dihatiku dan menjelma sebagai kekasih dalam hidupku .
“ Sejak kapan kau disini ? ”, tanyaku
“ Sejak kau masih tidur . ”, jawabnya dengan senyuman manis
“ Mengapa kau tak bangunkanku ? ”, tanyaku
“ Kulihat kau begitu lelah dan menikmati tidurmu . ”, jawabnya
Karena cacing perutku meronta-ronta , ku lahap roti keju yang ada di hadapanku . Angel melirikku dengan senyuman .
“Lapar ya ?”, tanya Angel dengan nada manja .
“Ho’oh”, jawabku dengan menganggukkan kepala .
Sesaat kemudian , aku mendapat telepon dari produser untuk menghadiri meeting dengannya . Padahal di hari itu juga aku berjanji pada Angel untuk menemaninya pergi ke rumah orang tuanya di Bogor . Akhirnya rencana itu pun pupus sudah dan Angel tidak jadi pergi ke Bogor karena aku harus meeting dan menggarap project dengan produser . Aku pun berjanji pada Angel bahwa bulan depan aku akan menemaninya ke Bogor .
Setiap malam aku menciptakan lagu untuk mempersiapkan album baruku yang akan dirilis bulan depan . Sehingga waktu luangku habis hanya untuk membuat lagu dan waktu untuk Angel menjadi terbengkelai . Setiap kali Angel mengajakku bertemu aku selalu mengelak dengan alasan pekerjaan .
Tak terasa sudah tiga minggu aku tidak berjumpa dengan Angel . Rasa rindu tumbuh subur dihatiku . Tetapi saat aku bertemu dengan Angel , sifatnya sedikit agak berubah . Dia tampak pendiam dan lebih pasif . Tidak seperti biasanya yang periang dan murah senyum . Mungkin dia agak marah karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku . Hal itu tak kutanggapi dengan serius .
Sehari sebelum launching album , produser mengadakan meeting dan diakhiri dengan check sound . Hari yang kutunggu akhirnya tiba . Aku berharap launching album ini berjalan seperti yang ku inginkan dan album yang ku garap meledak dipasaran .
Di awal acara aku mendapat telepon dari Angel yang menagih janji untuk menemaninya pergi ke Bogor . Akhirnya kuputuskan agar Angel berangkat sendiri dan aku akan menyusulnya besok pagi . Tanpa jawaban , Angel langsung memutus telepon . Hal itu tak kutanggapi dengan serius . Dan acara ini pun berjalan sukses .
Tiba-tiba ada kabar yang menyebutkan bahwa Angel telah mengalami kecelakaan lalu lintas . Aku pun langsung bergegas menuju rumah sakit . Tetapi kedatanganku sudah terlambat . Angel terlebih dahulu pergi sebelum aku datang .
Air mataku jatuh terurai saat ku melihat sosok yang kucinta telah terbujur kaku di hadapanku . Wajahnya seolah tersenyum menyambut kedatanganku . Menyambut kedatangan orang yang tak punya mata hati .
Kulihat secarik kertas di samping tubuh Angel yang ternyata adalah pesan terakhirnya . Dalam pesan itu Angel menulis tiga kata yang membuatku sangat menyesal . “ Kutunggu Kau Disana “ itulah pesan yang ditulis Angel sebelum ia pergi ke Bogor . Ternyata dia sudah merasakan apa yang akan dia alami .
Mungkin , batu nisan pisahkan dunia kita , namun dirimu akan selalu ada di hidupku . Menemani dalam setiap detak jantung hingga merasuk dalam palung jiwa . Penyesalan yang selalu datang takkan membuatmu kembali . Namun kuyakin kau telah bahagia di singgasana surga .
Maafkan aku Angel .
Penulis : Inayati
baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.”Aku menunggu Papa pulang , karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”"Lho,tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta uang lagi ya?”"Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…”"Oke, kamu boleh hitung sendiri.
“Sakkiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…Ttttt!.........”
Lumpuh jjiwaku! dan rasanya ingin kubanting semua tentangnya.
Kenangan-kenangan manis yang pernah tercipta dan semua cerita denganya.
Aku sungguh tak percaya ini semua bakal terjadi sama aku yang setia ini.
Serius mencintainya apa adanya. Dan bahkan rencanaku diasaat dia lulus
kuliah aku akan segera menikahinya. Dengan harapan, aku sudah sekses di
usahaku.
Hubunganu denganya memang dihantam sebelah pihak. Terutama keluargaku.Ya
keluargaku tak pernah setuju aku menjalin kassih denganya. Tapi apapun
itu,aku punya pilihan dan aku tetap mencintainya apaun tantanganya.
Walau harus dilarang orang tua atau yang lainya. Aku tetap perjuangankan
cintaku padanya. Karena aku sadar, cinta sejati memang banyak
rintanganya. Tergantung kitanya kuat atau tidak menghadapi rintangan
itu,kalau kita kuat berarti kita akan mendapatkan kebahagiaan yang
sangat besar nantinya dan itu anugrah terbesar,pastinya. Seperti yang
tertulis dalam buku A.N Ubaedy :
“kebahagaiaan yang diartikan sebagai anugrah tuhan setelah mengarungi
kesulitan. Bahagianya orang menikah bukan pada saat menikah atau
pacaran.Tetapi setelah berhasil mengarungi kesulitan berdua sehingga
mendapatkan apa yang diinginkan.”
Aku selalu ingat dengan kalimat itu, kalau ku balutkan dengan hubungan
percintaanku denganya. Aku memehimi betul apa yang terisarat dari
kalimat itu. Cintaku denganya memang dipenuhi ombak dan goncangan badai
yang selalu siap merobohkan kekokohan cintaku denganya. Dan hari ini
memang terbukti,ia memutuskan keseriusanku dengan entengnya ia berkata.
“Sudahlah kita berteman saja.”
Mendengar itu dadaku terasa sesak, menyempit.
“Apa? Kamu bercanda kan?” aku yakinkan ini hanya gurau.
“Aku serius!” jawabnya enteng tanpa senyum yang biasa aku terima bila dekat denganya.
“kenapa? Kamu masih mencintai Jamil mantanmu itu? Yang kaya raya ganteng dan lebih segalanya dari aku.” Hardikku kesal.
Dia menatapku. Dan tatapanya tajam seperti membelah semua isi kepalaku.
“Tidak! Aku sudah gak bisa meneruskan hubungan ini.”
“Sayang…aku yakin, kamu bercanda kan?” tanyaku masih gak percaya.
“Tidak…”
“Ayolah sayang,aku yakin kamu bercanda! Kita kan mau nikah. Jangan bikin aku gak tenang. Aku tau kamu pasti mau ngerjain aku!”
“Aku serius!” bentaknya.
Jantungku berhenti berdetak. Dan urat nadiku rasanya mau putus. Mulutku
diam membisu tak ada satu katapun yang terlontar. Ku genggam tanganya
dengan mata yang berbinar.
“Aku tidak percaya.Sayang katakana sekali lagi.ini bercanda kan?” lirihku lembut.
Dia menatapku. Dan tatapanya memang serius.
“Sudah kamu pulang!” Usirnya sambil berlalu kekamarnya.
Aku berusaha mengejarnya,tapi sudah telat.Pintu kamarnya sudah terkunci
rapat. Aku berusaha menggedor pintunya,tapi tetap ia tak mau keluar. Dan
kudengar isak tangis dari kamarnya. Aku menunggu di depan pintu
kamarnya dengan harapan ia keluar. Tapi jam malam makin berdetik
kencang. Wanita yang ku puja itu tidak keluar. Aku berlalu meninggalkan
rumahnya.
Malam semakin pekat. Dan kusaksikan awan kelam tanpa bintang yang
biasanya temani keindahan. Dirasakan angin malam yang berhembus
menggigit kulitku.Menusuk tulang sum-sumku dan mencabik-cabik semuanya.
Aku tak bisa tidur! Fikiranku bimbang risau dan segalanya.
Pagi ini tak kudapat sms manis darinya atau telpon yang indah. Aku awali dengan sms dia.
“pgi syang…bangun!”
Beberapa menit kemudian,tak ada balasan darinya. Aku langsung telpon dia.
Tut…tut….tut…
Ternyata tak diangkat. Aku mengulanginya lagi
Tu…tu…tut…
Tut…tut…tut…
Tut…tut…tut…
Tut…tut….nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
Terdengar jelas ia mematikan panggilanku. Aku kesal dan memaki diri.
Ingin rasanya kulempar hp ini dengan keras hingga hancur berantakan
seperti hatiku berhamburan.
Siangnya tak ada juga sms dari dia yang biasanya aku santap tiap hari. Aku mengulang lagi seperti yang kulakukan pagi tadi.
“Siang syang…dah mkan?”
Beberapa menit kemudian,tak juga ada balasan. Tanganku geregetan untuk menelpon dia.
Tut…tut…tut…..
Tut…tut…tut….
Tut…tut…tut…..
Tut…tut…tutt…
Tut…tut…tut….
Tut..tut…tut…nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
Aku memaki kesal lagi. Dan lagi-lagi ingin kubangting hp ini berhamburan seperti jiwaku.
Aku jalani hari ini dengan perasaan perasaan bimbang hingga sore dan
malam aku lakukan hal-hal serupa yang tadi pagi aku lakukan sms dia,tlp
dia dan hasilnya sakit htiku.
Beberapa hari berselang,ternyata hidupku dihantui kembimbangan yang
tidak jelas. Makan rasanya batu minum rasanya duri. Semu gak ada yang
nikmat. Yang aku lihat warna-warna semuanya hitam dan putih gak jelas
semuanya.
Aku telpon ibunya, Dan dengan panjang lebar kuceritakan kesriusanku. Ia hanya tersenyum dan berkata sabar…sabar…sabar…..
“Bu…aku gak ngerti apa salahku?” tanyaku aneh di telpon.
“Ya mungkin bosan a singgih sering kerumah,jadi saran ibu jangan dulu
kerumah untuk beberapa minggu ibu yakin upi pasti akan baik lagi.”
Jawabnya tegas di sebrang sana.
Mendengar itu aku tersentak.Ya ini salahku…ini salahku.Kenapa aku
sering-sering ketemu dia mungkin juga ia jenuh dan bosan liat mukaku
yang pas-pasan ini. Atau memang dia mau balikan lagi dengan mantanya?
Kalau memang itu benar apa yang dilagukan AFGAN memang benar Sadis nian.
“Oh ya bu..saya akan ikuti kata ibu agar upi tetap sayang sama saya dan
tidak menceraikan saya pokoknya dua minggu ini saya gak akan menemui
dia.”
“Ya pokoknya buktikan saja.” Jawabnya dengan tawa
Ya tuhan apakah aku sanggup tidak ketemau dia selama dua minggu
kedepan.? Padahal gak ketemu satu hari saja rasanya dunia gak
berputar.(lebay) Dan ini kesempatanku untuk bisa ketemu dia
terus.Pasalnya selama ini dia tinggal di lain kota dengan kawan-kawanya
sibuk dengan kulihanya. Dan aku bisa ketetemu dua minggu dua hari. Dan
bulan ini dia libur smester selama satu bulan. Dan aku bahagia bisa
ketemu dai terus. Tapi hari pertamaku yang dianggap bakal bahagia
ternyata menggoreskan luka.
Malam ini adalah malam minggu,dimana malam yang dikatakan panjang.Karena
biasanya malam minggu banyak golongan muda menikmati malam dengan
kumupl-kumpul dengan temanya bergadang atau yang lainya.Dan yang lebih
dominan lagi,malam ini adalah malam yang paling dinanti oleh kaula muda
Indonesia. Bagi yang punya pacar mereka ngapel atau ngdet bareng
keliling kota atau kerumahnya atau bahkan ke tempat-tempat gelap.(ih
ngeri). Dan malam yang indah ini buatku resah dan gelisah. Ingat sang
kekasih yang teryata lagi marah. Aku harus sabar dan tepati janjiku pada
ibunya.Bahwa aku harus tidak ketemu dia dalam dua minggu kedepan. Tapi
anehnya gejolak rindu dan kebimbangan ini semakin membara dijiwaku.
Dengan nekat aku datangi dia kerumahnya dengan tujuan mempertanyakan hal
yang pernah ia katakana beberapa hari yang lalu. Aku gak peduli apapun
yang terjadi.Mau di usir atau dimaki oleh dia,atau keluarganya.Aku sudah
siap semuanya apapun yang akan terjadi pokoknya aku harus jelas maslah
hubungan percintaanku denganya.
Aku temui dia di rumah saudaranya dan ternyata disana rame banyak
keluarganya kumpul. Aku menunggunya di depan rumah saudaranya. Dan
berapa lama ia tak keluar juga. Lalu kulihat ibunya berjalan mendekatku
ia hanya tersenyum sinis dan hanya ada safa sedikit.setelah itu berlalu
tak peduli melihatku. Aku ngerti mungkin ia kesal melihat kelakuanku
yang gila ini.
Aku ingkar janji pada ibunya. Biarlah apaun yang terjadi aku harus siap!
Di kata orang gila ataupun apa sama keluarganya aku tetap berusaha.
Lama waktu berselang akhirnya bidadariku muncul juga dari peradabanya.(he..he sorry) Dengan wajah jutek ia mendekatiku.
“Ngapain kamu kesini?” Tanyanya sinis
“Sayang aku Cuma mau jelas maslah kemarin.”
“Kamu bego atau dongo..udah jelas gak perlu ada yang diomongin lagi.Kita putus ok!”
Aku genggam tangan lembutnya.
“Sayang…flease kamu kenapa? Mendadak seperti itu?”
“Sudah cepat kamu pulang.”
Aku coba tatap matanya dengan jurus cinta seperti di film korea.
“Baiklah aku tahu aku brengsek! Aku anak kecil,Miskin ,jelek tidak punya
mas depan yang jelas. Aku sudah curiga dari perubahanmu tingga minggu
ini. Kamu selalu smsan terus entanh dengan siapa aku tidak pernah tau!
Sering ada telpon masuk aku tidak pernah tau! Sipatmu menymbutku jelas
berubah. Gak ada pelukan hangat yang romantis. Aku sudah merasakan ada
yang lain dihatimu. Aku akan terima keputusanmu. Tapi asal kamu tahu aku
serius sama kamu!” jelasku dengan wajah menghawatirkan.Layaknya seorang
pengemis yang berharap ada uluran tangan dari dermawan.
“Sudah sekarang kamu pergi kita memang bukan jodoh!” jelasnya sadis
“Entengnya kamu ngomong begitu,apa kamu gak berfikir melupakanmu itu sulit.”
“Sudah cukup perg kmu ari sini!” usirnya keras dan berlalu pergi
meninggalkanku.Ia berjalan menghimpiri ibunya yang sedang kumpul dengan
dua tetangganya.
Aku terdiam membisu. Dan angin malam menampar-nampar wajahku
membangunkan kesemangatanku untuk terus mengejarnya. Tak cukup sampai
disitu perjuanganku kulanjutkan mengejar dia yang berkerumun diantara
ibu dan kedua tetangganya. Ini mungkin hal tergila yang pernah aku
lakukan. Otaku sudah saraf gak punya malu gak sopan atau yang lainya.
Pokoknya ini perjuangan….ini perjuangan!.
“Ngapain kamu kesini lagi?” tanyanya jutek
Mereka menatapku.Dan dari tatapan mereka aku melihat pengucilan terhadap diriku.
“Sayang…kita bisa bicarakan ini baik-baik.” Rayuku mengemis
“Apa lagi!? Kamu tuli? Sudah jelas aku gak mau lagi! Sekarang kamu pergi!” usirnya semaikin sadis.
Aku tatap matanya dan dengan perlahan ku genggam tanganya yang lembut namun mulai kasar menghardik tanganku.
“Sudah lah singgih…kamu jangan kaya gitu.” Sambung ibunya mengikuti.
“Saya perlu kejelasan bu.”
“Kejelasan apa lagi? Sudah jelas.” Katanya meninggalkan kami dan di ikuti keua tetangganya.
Aku meraskan kejadian ini cemoohan batinku.
“ Ayo Upi kamu pulang kerumah!” tambah ibunya yang sudah mulai berubah.
Wanita manis itu berontak. Aku usahakan dengan sekuat tenangga untuk
menahanya agar tak meninggalkanku. Ia semakin berontak mendorongku
berlari dan berteriak. Ia ketakutan masuk kerumah tetangga dan
pengejaranku di halangi ibunya dan kedua tetangganya.
Aku tak berdaya tak bisa berbuat apa-apa cintaku berlalu dan membuatku gila. Aku bergetar seperti orang kesurupan tak tahu malu.
Ku genggam tangan ibunya itu lalu kusudjudkan di saksikan kedua
tetangganya dengan lantang dan isak tangis ku unggkap kan semua yang ada
saat itu di hatiku.
“Ibu maapkan saya selama ini saya mengganggu ketenangan Upi dan
keluargga ibu,saya telah bikin malu keluargga ibu.Dan perlu ibu ketahui
saya hanya memperjuangkan kesseriusan cinta saya pada anak ibu. Tapi
nampaknya sampai disini hubunganku denganya. Semoga anak ibu dapat yang
jauh lebih baik dari pada saya yang serba kekurangan. Biarlah usaha saya
selama ini hanya jadi tertawaan anak ibu karena selamanya mungkin saya
tak akan pernah bisa buktukan dan bahagiakan anak ibu..sekali lagi
terima kasih dan saya akan berusaha melupakan semuanya.” Jelasku panjang
dan isak tangis yang rasanya berat tersendat-sendat. Aku benar-benar
tak menyangka wanita yang akan kupinang dan kuperjuangkan mati-matian
ternyata hanya mempermainkan aku. Sakit jiwaku kutancap gasa sekencang
mungkin dan kutendang seisi rumah. Lampu kamar kumatikan dan aku
terpojok dikegelapan seperti tak berdaya dengan tangis yang semaikn
sesak. Dalam kegelapan rasanya aku semakin kerdil tak ingin ada harapan
lagi untuk denganya.Jantungku berdaetak tak karuan kepalaku berat
rasanya seerti dhinggapi beban satu ton. Tubuhku menggigil takkaruan
ingin rasanya mati bunh diri.Tapi aku masih sadar perihnya cinta ini
hanya sementara.Lama sampai larut malam kegelisahanku seakin tak
terkalahkan rasa sakit ini memang parah. Goresaya terus membuat luka
dihatiku mengalir. Aku sudah tak berani lagi beranjak tubuhku lemas.
Beruntung hpku berbunyi ternyata kawanku Yogi dari Kalimantan menlponku
dia merasakan apa yang aku rasakan. Dia tahu saat ini posisiku dia
memberiku semangat untuk kuat dan secepatnya melupakan wanita itu. Tapi
aku sunggu tak bisa melupakaya.
Hari demi hari, aku masih terpuruk dengan kejadian itu. Kejadian yang
sampai saat ini belum bisa aku terima dengan sepenuh hati. Sekali lagi
aku tak percaya! Tapi inilah cinta, dalam hitungan detik biasa datang
dan hilang. Setiap Malam sebelum aku tidur senyumnya selalu membayangiku
dan membuat aku menangis. (cengeng) Pagi setelah aku bangun tidur
ternyata senyum pembawa luka itu membuatku lemas dan menangis lagi.
Rasanya aku benar-benar kehilangan separuh jiwaku. Ya tuhan sampai kapan
aku seperti ini? Aku tidak tahu….
aku tidak tahu…..sampai Semuanya berlalu dengan waktu yang berjalan.
Bidadarikku terimakasih kau telah goreskan luka di hatiku dan ini semua
adalah api yang berkobar untuk kekuatan jiwaku.
Malam ini aku sendiri ditemani sepi, dan sebatang keretek menenagkanku.
Lalu terdengar alunan klasik dari Keny G Forever in love melantun
lembut di kehenigan malam. Seberkas fikiranku tenang dan lirih terucap
dariku.
“Semoga kau bahagia….dan suatu hari, kau pasti merindukanku……”
Hari mulai petang, awan yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Tak ada lagi sinar mentari di langit yang ada hanya cahaya-cahaya kecil dari bintang yang bertaburan di langit petang.